Minggu, 13 Januari 2013



MARTIN LUTHER
Martin Luther King Jr IMG
King lahir di 15 Januari, 1929 di Atlanta, Georgia. Ayahnya adalah seorang pendeta. Ia pertama kali dikenal sebagai Michael King Junior, namun mengubah namanya menjadi Martin Luther King Junior guna menghormati pendeta Protestan. Dia belajar di perguruan tinggi Morehouse dan lulus dengan gelar Bachelor of Arts. Dia kemudian belajar teologi sistematis setelah lulus, dan akhirnya ia menerima gelar Doktor Filsafat pada tahun 1955.
Pelajaran Kepemimpinan Martin Luther
King Junior
1. Pasif merupakan karakteristik buruk
Martin Luther King melihat bahwa kepasifan untuk baik adalah seburuk mengabadikan kejahatan.
Hal ini terutama berlaku jika Anda ingin menjadi pemimpin. Anda tidak bisa menjadi pasif. Ketika ada konflik yang terjadi antara dua anggota tim Anda, Anda harus menjadi orang yang menyelesaikannya. Ketika ada tantangan utama yang dihadapi organisasi Anda, Anda tidak dapat bersembunyi. Anda harus aktif dalam memulai metode baru, menghadapi tantangan dan memecahkan masalah.
2. Kepemimpinan kreatif diperlukan untuk perubahan
Martin Luther King melihat pentingnya revolusi disiplin. Dia melihat kekuatan sekelompok individu yang disiplin dan terorganisir yang berusaha untuk membawa perubahan positif di dunia. Dengan wahyu itu, dia memimpin gerakan hak-hak sipil untuk mencapai tujuannya.
Seorang pemimpin yang sangat baik selalu menantang status quo. Dia tidak memungkinkan norma-norma sosial untuk menentukan metodenya atau tujuan.
3. Cinta adalah kekuatan yang lebih besar daripada kekerasan
Martin Luther King percaya bahwa cinta dan non-kekerasan adalah senjata yang lebih kuat daripada kekerasan dan kebencian dalam mempengaruhi perubahan. Dengan itu, ia menggunakan metode non-kekerasan sebagai sarana utama untuk mencapai persamaan hak bagi rakyatnya.
Apa pun penyebabnya Anda perjuangkan, atau organisasi yang Anda pimpin, selalu baik untuk mengetahui bahwa pada akhirnya, di atas segalanya, itu adalah cinta yang dapat mengubah dunia.




TEORI JOHN LUCKE
Locke berpendapat bahwa sebelum seorang manusia mengalami sesuatu, pikiran atau rasio manusia itu belum berfungsi atau masih kosong. Situasi tersebut diibaratkan Locke seperti sebuah kertas putih (tabula rasa) yang kemudian mendapatkan isinya dari pengalaman yang dijalani oleh manusia itu.
tabula rasa adalah teori bahwa pikiran (manusia) ketika lahir berupa "kertas kosong" tanpa aturan untuk memroses data, dan data yang ditambahkan serta aturan untuk memrosesnya dibentuk hanya oleh pengalaman alat inderanya. Pendapat ini merupakan inti dari empirisme Lockean. Anggapan Locke, tabula rasa berarti bahwa pikiran individu "kosong" saat lahir, dan juga ditekankan tentang kebebasan individu untuk mengisi jiwanya sendiri. Setiap individu bebas mendefinisikan isi dari karakternya - namun identitas dasarnya sebagai umat manusia tidak bisa ditukar. Dari asumsi tentang jiwa yang bebas dan ditentukan sendiri serta dikombinasikan dengan kodrat manusia inilah lahir doktrin Lockean tentang apa yang disebut alami.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/b8/John_Locke.jpg/200px-John_Locke.jpg



PRINSIP METODE MARIA MONTESSORI

Prinsip-prinsip yang digunakan dalam metode Maria Montessori adalah metodeStudent Centered Learning. Maria Montessori mengajarkan anak untuk lebih aktif  berperan serta dalam pembelajaran. Dia menerapkan belajar sambil bermain agar anak-anak lebih dapat mengerti bahan yang dibahas. Secara garis besar Montessori juga membantu para orang tua dalam menerapkan pola pengajaran yang sesuai bagianaknya.
1.3 Pengaruh metode Maria Montessori terhadap perkembangan kognitif,afektif, dan psikomotorik 
Setiap manusia terdiri atas 3 kemampuan, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor, olehkarena itu penulis akan membahas mengenai kelebihan dengan metode MariaMontessori dari 3 segi.
A. Kognitif B. Afektif (emosi)
- Tidak boleh dipaksa- Proses pendidikan harus dengan kemauan anak sendiri- Anak harus merasa senang dalam belajar SKEMA dan CERITAMelalui alat yang digunakantanpa dipaksa
Membuat anak melakukan sesuatuAnak menjadi senangcerita :Pada hari Ibu, anak-anak diminta menggambar atau membuat sesuatu untuk ibu. Anak diberi pengertian bahwa apa yang akan mereka buat adalah tanda rasa sayang mereka pada ibu, sehingga anak akan membuat sesuatu untuk ibunya tanpa dipaksa.
http://htmlimg4.scribdassets.com/9jchrld6kgib12q/images/2-f0984029a9.jpg
 
C. Psikomotor
CERITA:Saat bermain, anak-anak diminta untuk membuat kelompok kecil bersama teman-temannya. Kemudian disediakan alat-alat seperti sekop kecil, pasir, batu-batuan,gerobak kecil. Tiap kelompok diminta untuk membuat suatu bangunan sederhana, dari permaina tersebut anak-anak dapat belajar bekerja sama untuk membangun bangunansederhana tersebut.
1.4 Tujuan Metode Maria Montessori
Tujuan penggunaan metode Maria Montessori adalah membantu para orang tua dalammenerapkan pola pengajaran yang efektif bagi anak mereka. Penerapan metode belajar yang baik sangat berperan penting dalam pembentukan kemampuanintelektual, kepribadian, dan dalam hubungan sosial dan emosional. Hal inidikarenakan umur lima tahun merupakan umur emas. Dikatakan umur emas karena pada saat ini kemampuan intelektual anak sedang meningkat sampai taraf optimal.Jadi orang tua harus menerapkan metode pengajaran yang baik kepada anak mereka.Sebelum membina perlu menentukan seperangkat nilai yang mau ditanamkan. Watak kepribadian macam apa yang ingin dilatihkan dan dikembangkan? Sikap sosialmacam apa yang hendak kita bangun? Kegiatan atau pengalaman apa yang hendak kita berikan untuk membangun etika dan moral yang baik sesuai dengan usia? Namunyang paling penting adalah nilai, etika dan moral dari sikap dan perilaku orang tuanyasendiri. Nilai apa yang hendak kita transferkan kepada anak-anak? Kita dapat mencari"potret" orang tua yang positif dalam menanamkan nilai-nilai. Pendekatan macam apayang hendak kita gunakan secara positif.




TEORI JOHAN PESTALOZZI
         
           Dengan memakai metode pengalaman, maka Pestalozzi dalam merumuskan dasar-dasar kurikulumnya menggunakan akal, tubuh dan hati, sebagai tiga point yang penting dalam proses pembelajaran yang dianjurkan oleh Pestalozzi dengan memanfaatkan pancaindera dari naradidik. Oleh sebab itulah, Pestalozzi berharap agar pendidikan ini dapat dirasakan oleh setiap anak tanpa memandang status sosialnya. Kesetaraan dalam menerima pendidikan itulah yang sebenarnya menjadi point penting yang diinginkan oleh Pestalozzi bagi anak-anak, karena semua ini merupakan sebuah dobrakan yang diberikan agar pendidikan dapat dirasakan oleh semua golongan masyarakat.