Selasa, 16 Oktober 2012

KEBUTUHAN GIZI PADA BAYI


Perhatikan kebutuhan gizi pada bayi Anda sebab akan terkait dengan tingkat pertumbuhan fisik dan kecerdasannya. Jika gizinya kurang makan bisa memengaruhi pembentukan otak dan organ tubuh lainnya sehingga akhirnya ada yang dikatakan “kurang gizi” pada bayi yang ditandai pada bentuk tubuhnya yang berbeda atau daya tangkapnya yang kurang.
Gizi yang baik harus mulai dipenuhi sejak bayi dalam kandungan, ketika bayi lahir semakin disempurnakan hingga usianya lima tahun. Pertumbuhan organ tubuh serta otaknya akan sangat didukung oleh penyerapan gizi dan nutrisi dalam tubuhnya. Namun, bukan berarti hanya anak yang gemuk yang dianggap sehat dan anak kurus dianggap kurang gizi, karena keduanya pun bisa terkait dengan faktor genetik juga.
Berapa sih kebutuhan gizi pada bayi Anda? Yang harus dilakukan sebelumnya adalah mengukur tinggi tubuh dengan beratnya sehingga bisa dipastikan kebutuhan energi dan nutrisi yang dibutuhkan tepat dengan yang dibutuhkan, tidak kurang ataupun tidak lebih karena kelebihan pun berefek tidak baik bagi bayi Anda.
Kebutuhan gizi yang dibutuhkan meliputi untuk menunjang perkembangan bayi Anda sebagai berikut:
  1. Karbohidrat yang bisa didapatkan dari nasi, kentang, roti, dan mie. Fungsinya untuk memberi tenaga dan rasa kenyang.
  2. Protein dibutuhkan untuk pertumbuhan, antibodi, dan kekebalan tubuh yang bisa didapatkan dari lauk hewani, ikan, daging sapi, ayam, susu.
  3. Berbagai vitamin dibutuhkan sebagai pengatur dan pelindung tubuh serta melancarkan metabolisme dalam tubuh yang bisa didapatkan dari buah dan sayur.
Namun, beberapa hal yang harus Anda ingat adalah tidak semua bayi bisa mengkonsumsi semua jenis makanan di atas, Anda harus memastikan agar kandungannya tidak justru memicu dampak tertentu seperti misalnya alergi. Ada bayi yang memang alergi terhadap daging ataupun susu, Anda harus memberikan sumber penggantinya agar bayi tidak kehilangan protein yang dibutuhkannya.
Panduan lainnya yang harus Anda ikuti adalah dengan memastikan pengolahan yang dilakukan sudah benar seperti mencucinya sebelum diolah, daging yang tidak setengah matang, sayur yang tidak terlalu matang, dan proses pelembutan makanan untuk bayi melalui blender atau ditanak lunak.

Sabtu, 13 Oktober 2012

PAUD DALAM KELUARGA


KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa saya ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya sehingga  dapat menyelesaikan tugas makalah ini dan tidak lupa pula kita kirimkan salam kepada junjungan nabi kita yakni nabi muhammad SAW yang telah membawa  umatnya kealam  yang  penuh dengan  pendidikan ini dan tidak luput pula kepada orang-orang terkasih yang telah membantu dalam penulisan makalah ini.
Dan juga di harapkan makalah ini dapat sebagai acuan menumbuhkan rasa inisiatif dan kreatifitas pembaca sehingga menimbulkan tanggapan positif. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberi masukan terhadap makalah ini dengan baik.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi semuanya terutama bagi penulis serta para pembaca yang membaca makalah ini dan dapat berguna di dalam dunia pendidikan. Penulis  mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak karena tidak ada yang sempurna di dunia ini dan demi kesempurnaan pembuatan makalah ini pada masa yang akan datang.



Pekanbaru, Juli 2012



Penulis







DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................              i                       
DAFTAR ISI..............................................................................................             ii

BAB I      PENDAHULUAN.....................................................................             1
A.      Latar Belakang...................................................................             1
B.      Rumusan Masalah..............................................................             2
C.      Tujuan Pembuatan Makalah...............................................             2

BAB II    PEMBAHASAN........................................................................             3
A.      Pengertian keluarga............................................................             3
B.      Tujuan keluarga..................................................................             4
C.      Peran keluarga....................................................................             5
D.      Bentuk keluarga.................................................................             5
E.      Fungsi keluarga..................................................................             7

BAB III   PENUTUP.................................................................................           10
A.      Kesimpulan........................................................................           10
B.      Saran..................................................................................           10

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................           11

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Keluarga merupakan masyarakat kecil yang sangat penting dalam membentuk karakter dan kepribadian bagi para anggota keluarganya. Perkembangan kepribadian seseorang merupakan wujud nyata peran serta setiap anggota keluarga. karena keluarga merupakan tempat pendidikan yangpertama dan utama bagi anak. Perilaku seseorang di luar lingkungan akanmencerminkan bagaimana kehidupan dalam keluarganya, oleh karena itu baik buruknya moral suatu bangsa akan sangat bergantung pada bagaimana pendidikan diterapkan di keluarga.
Jika individu dalam keluarga tumbuh dan berkembang dalam suasana yang harmonis dan saling menghargai, maka akan melahirkan generasi yang baik, sebaliknya jika dalam keluarga sering terjadi pertengkaran, maka akan tumbuh generasi yang rapuh.Keluarga dimulai dengan sepasang suami istri dan menjadi lengkapdengan hadirnya anak. Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri dananaknya disebut keluarga inti. Keluarga merupakan kesatuan yang terkecil dalammasyarakat dan merupakan suatu lembaga yang sangat penting dalampembangunan dan perkembangan suatu negara.
Berikut ini hadist yang menyatakan tentang keluarga:
Diantara tanda-tanda kekuasaanNya, dia menciptakan untuk kalian istri dari species kalian agar kalian merasakan sakinah dengannya; dia juga menjadikan diantara kalian rasa cinta dan kasih sayang.Sesungguhnya dalam hal itu terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berfikir (Ar-Rum 21).
Nasehatilah istri-istri dengan cara yang baik, karena sesungguhnya para wanita di ciptakan dari tulang rusuk yang bengkok, dan yang paling bengkok rusuk adalah bagian atasnya (paling atas) maka jika kalian (para suami) keras dalam meluruskan nya (membimbingnya), pasti kalian akan mematahkannya dan jika kalian membiarkannya (yakni tidak membimbingnya), maka tetap akan bengkok. Nasehatilah istri-istri (para wanita) dengan cara yang baik (HR. Muttafaqun’alaihi)
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian keluarga?
2.      Apa tujuan keluarga?
3.      Bagaimana peran keluarga?
4.      Apa bentuk keluarga?
5.      Bagaimana fungsi keluarga dalam kehidupan sehari-hari?

C.    Tujuan pembuatan makalah
1.      Agar kita mengetahui bagaimanakah sebuah keluarga itu
2.      Agar kita mengetahui tujuan-tujuan  dalam keluarga
3.      Agar kita mengetahui bahwa keluarga sangat berperan penting dalam kehidupan sehari-hari
4.      Untuk mengetahui bentuk-bentuk keluarga
5.      Untuk mengetahui fungsi-fungsi keluarga dalam sebuah keluarga















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Keluarga
Konsep keluarga indonesia sangat kental dengan unsur kekerabatan sebagai ciri khas ketimuran kita. secara umum keluarga dapat didefinisikan sebagai suatu kelompok dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan-ikatan perkawinan, darah, atau adopsi, merupakan susunan rumah tangga sendiri, berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain yang menimbulkan peranan-peranan sosial bagi suami istri, ayah dan ibu, putra dan putrinya, saudara laki-laki dan perempuan serta merupakan pemeliharaan kebudayaan bersama. Jadi keluarga merupakan kesatuan sosial yang terikat oleh hubungan darah dan masing-masimg anggotanya mempunyai peranan yang berlainan sesuai dengan fungsinya.
Keluarga adalah unit kecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 1998). Keluarga merupakan kesatuan yang terkecil dalammasyarakat dan merupakan suatu lembaga yang sangat penting dalampembangunan dan perkembangan suatu negara. Di negara kita ada yang disebutdengan istilah keluarga besar yaitu semua anggota keluarga ada kaitannya satusama lain karena nenek moyang yang sama, atau karena perkawinan, dan bisajuga mereka saling mempengaruhi dalam pembentukan sikap, dan perkembanganpribadi anggota keluarga.
            Menurut beberapa para ahli pengertian keluarga sebagai berikut:
·         Depkes RI (1988)
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling tergantung.
·         BKKBN (1990)
keluarga dapat diartikan sebagai sekumpulan orang-orang yang bertempat tinggal dalam satu atap rumah dimana satu sama lainnya saling ketergantungan.

·         Soelaeman(1994)
keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup bersama dalam tempat tinggal bersama dan masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin sehingga terjadi saling mempengaruhi, saling memperhatikan, dan saling menyerahkan diri.
·         S. Bogardus (1982)
Keluarga adalah kelompok terkecil yang biasanya terdiri dari seorang ayah dengan seorang ibu serta satu atau lebih anak-anak. Dimana ada keseimbangan, kselarasan kasih sayang dan tanggung jawab serta anak menjadi orang yang berkepribadian dan berkecenderungan untuk bermasyarakat.
·         Soerya Wangsanegara
Keluarga adalah sebagai jenjang dan perantara pertama dalam transmisi kebudayaan.
·         soerjono soerharto
Keluarga adalah unit/satuan masyarakat kecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok  kecil dari masyarakat.
·         Friedman (1998)
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang bergabung karena ikatan tertentu untuk berbagi pengalaman dan pendekatan emosional serta mengodentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga.

B.     Tujuan Keluarga
Ada beberapa tujuan dalam sebuah keluarga adalah:
1.      Untuk menggapai ridho Allah SWT.
2.      Untuk mengatur hubungan antara laki-laki dan perempuan berdasarkan pada asas saling menolong dalam wilayah kasih sayang dan cinta serta penghormatan.
3.      Menghidari terjadinya pergunjingan dari orang lain.
4.      Menghindari terjadinya perzinahan.
5.      Untuk mendapatkan keturunan yang sah.

C.    Peran Keluarga
Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal yang berhubungan dengan posisi dan situasi tertentu. Berbagai peran yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai berikut:
1.      Peran ayah sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, kepala rumah tangga, anggota dari kelompok sosialnya dan anggota masyarakat.
2.      Peran ibu sebagai isteri, ibu dari anaknya, mengurus rumah tangga, pengasuh, pendidik dan pelindung bagi anak-anaknya, anggota kelompok sosial dan anggota masyarakat serta berperan sebagai pencari nafkah tambahan bagi keluarga.
3.      Peran anak-anak sebagai pelaksana peran psikososial sesuai dengan tingkat perkembangan baik fisik, mental dan spiritual.
4.      Memberikan perasaan aman karena menjadi anggota kelompok yang stabil.
5.      Keluarga merupakan orang-orang yang dapat diandalkan dalam memenuhi kebutuhan (fisik dan psikologis)
6.      Sebagai sumber kasih sayang.
7.      Memberi model pola perilaku yang disetujui guna belajar menjadi mahkluk sosial
8.      Bimbingan dalam pengembangan pola perilaku yang disetujui secara sosial.
9.      Orang-orang yang diharapkan bantuannya dalam memecahkan masalah yang dihadapi oleh tiap anak dan penyesuaian pada kehidupan.
10.  Bimbingan dan bantuan dalam mempelajari kecakapan.
11.  Perangsang kemampuan untuk mencapai keberhasilan di sekolah dan dalam kehidupan sosial.

D.    Bentuk keluarga
Terdapat beberapa tipe/ bentuk keluarga, diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      Keluarga batih (nuclear family). Menurutsunarto keluarga batih merupakan satu unit keluarga terkecil yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak. Keluarga batih tidak menjalin hubungan fungsional yang berintraksi pada kerabat dari keluarga salah satu pihak. Keluarga batih sebagai keluarga inti memiliki keungulan, yaitu keakraban yang terjalin dalam hubungan satu angota keluarga dengan anggota lain.
2.      Keluarga luas (extended family) menurut sunarto keluarga luas terdiri atas beberapa keluarga batih. Salah satu ciri keluarga luas adalah joint family, yang terdiri atas beberapa orang kakak beradik beserta anak-anak mereka, dan saudara kandung perempuan mereka yang belum menikah. Keluarga luas (extended family) merupakan keluarga yang di dalamnya termasuk sejumlah keluarga ini adalah salah satu ciri keluarga indonesia, di mana ikatan darah menjadi pemersatu dalam hubungan satu dengan yang lainnya.
3.      Keluarga konjungal atau pertalian (conjugal family)
Keluarga inti terdiri atas pasangan suami istri beserta anak dan mempunyai hubungan dengan kerabat dari keluarga yang berorientasi pada salah satu atau kedua belah pihak (Goode dalam Sunarto, 2000, hlm. 64). Keluarga konjugal yang sering kali kita temui adalah adanya kerabat (bukan dari ikatan darah) yang tinggal dari keluarga tersebut. Apabila ditelaah kehadiran orang lain dalam keluarga ini, maka dapat menimbulkan situasi yang tidak nyaman dalam keluarga. Hal ini anggota keluarga tidak begitu mengenal orang yang tinggal dengan keluarga tersebut. Oleh karena itu, sebelum benar-benar memutuskan untuk menerima seseorang, setiap keluarga perlu untuk mendiskusikannya.
4.      Keluarga dengan orang tua tunggal (single parent family)
Keluarga dengan orang tua tunggal merupakan keluarga yang hanya salah satu dari orang tua yang tinggal bersama anaknya (mungkin ibu, mungkin ayah) dan bertanggung jawab sepenuhnya atas anak setelah kematian pasangannya, perceraian, atau karena kelahiran anak diluar nikah (hurlock, 1978, hlm. 199).
Terdapat beberapa alasan terbentuknya keluarga dengan orang tua tunggal adalah sebagai berikut:
1.      Kehilangan akibat kematian satu pasangan atau perceraian menjadikan seseorang single parent. Di mana setelah kematian pasangan hidupnya atau terjadinya perceraian, dia enggan untuk menikah lagi. Ini sering didapati pada wanita yang tinggal oleh suaminya, baik ditinggal mati maupun cerai sehingga mereka lebih memilih untuk hidup sendiri dan membesarkan anak-anaknya.
2.      Alasan lain menjadi orang tua tunggal karena seorang wanita melahirkan anak diluar pernikahan sah dan harus membesarkan anaknya. Hal ini dikarenakan si ayah tidak bersedia atau menolak untuk bertanggung jawab atas perbuatannya.
3.      Menjadi orang tua tunggal adalah tidak mudah, terutama pada ibu yang harus membesarkan dan membiayai anaknya sendiri. Apalagi bila si ibu bekerja sepanjang hari untuk menghidupi keluarganya, seberapa keras ibu bekerja tidak menjamin dia dapat mengatasi keuangan keluarga. Segala beban dan tanggung jawab sebagai orang tua tunggal, menjadikan mereka mengalami tekanan-tekanan baik secara material maupun psikologis.

E.     Fungsi Keluarga
Benokratis (2009) mengemukakan fungsi dari keluarga yaitu sebagai berikut:
1.      Mengatur aktivitas seksual
Setiap masyarakat mempunyai norma atau aturan hubungan seksualterdapat banyak hubungan seksual yang melanggar hukum dan norma yang berlaku di masyarakat tertentu. Misalnya, hubungan seksual yang terjadi antara saudara sedarah atau dikenal istilah inses (incest), seperti hubungan antara kakak dan adik, ayah dan anak kandung, paman dan keponakan, kakek dan cucu.
2.      Keluarga Sebagai tempat anak bersosialisasi (bermasyarakat)
Keluarga merupakan tempat pertama anak belajar bersosialisasi. Anak menyerap banyak hal dari keluarga seperti sikap, keyakinan, serta nilai-nilai dalam kelurga, dan anak juga belajar kemampuan dalam berinteraksi yang kelak dapat bermanfaat dalam kehidupannya di masa mendatang. Namun, tidak semua aturan dan tanggung jawab berhubungan dengan peran dalam keluarga dapat dipahami anak dengan jelas, karena bentuk atau struktur dari keluarga berkembang dan berubah. Misalnya, bila dalam suatu keluarga mengalami perceraian  atau pernikahan kembali, hal ini tentu saja dapat memunculkan peran baru yang mungkin lebih membingungkan anak sehingga dapat terjadi perselisihan antara anak dan orang tua kandung, atau anak dengan ayah atau ibu tiri. Hal tersebut menimbulkan pertentangan dan ketidakharmonisan dalam keluarga tersebut.
3.      Keluarga sebagai jaminan dan keamanan secara ekonomi
Keluarga sangat berperan dalam pemenuhan kebutuhan baik itu keamanan dan stabilitas finansial seperti makanan, perlindungan, pakaian, da sumber-sumber materi untuk kelangsungan hidup. Pada kehidupan tradisional keluarga, biasanya suami sebagai sumber penghasilan utama (bredwinner) dan istri sebagai ibu rumah tangga dan mengasuh anak-anak. Namun seiring dengan perubahan kehidupan keluarga saat ini, peran ibu saat ini sudah mulai berubah, tidak lagi tinggal di rumah dan menjaga anak-anak. Tingginya pengangguran, ketidakcukupan penghasilan dan gaji, serta ketidaksesuaian pekerjaan mengharuskan ibu bekerja diluar rumah walaupun mereka ingin atau tidak.
4.      Keluarga sebagai pemberi dukungan emosional
Sosiolog charles horton cooley (1864-1929) yang mengembangkan konsep primary group menyebutkan karakteristik kelompok ini dengan kedekatan, seumur hidup, intim, dan hubungan yang langsung. Keluarga adalah kelompok utama yang penting karena keluarga memberikan dukungan, cinta dan kebutuhan emosional yang membuat anggota keluarga terpenuhi kebutuhannya, sehingga membuat mereka bahagia, sehat dan aman.
5.      Keluarga adalah tempat setatus sosial
Kelas sosial dapat dikategorikan sama dengan tingkat dalam kemasyarakatan yang terkait dengan kekayaan, pedidikan, kekuatan, prestise, dan sumber nilai-nilai. Kelas sosial dapat mempengaruhi kehidupan keluarga. Misalnya, dari mana asal keluarga, berapa jumlah anak, bagaimana hubungan orang tua dan anaknya, hingga bagaimana pasangan saling berinteraksi yang dapat mencerminkan kelas dan status sosial keluarga.







BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Keluarga merupakan tempat yang pertama dan utama untuk pembentukan karakter dan pribadi anak. Apabila anak dibesarkan dan dididik dalam lingkungan keluarga yang harmonis, saling menghargai diantara anggota keluarga maka akan tercipta masyarakat yang harmonis saling menghargai, saling mengasihi walaupun beda kepercayaan dan beda etnis dan kebudayaan.Masalah-masalah yang timbul dalam keluarga secara garis besar karena tidak adanya komunikasi, saling pengertian dan saling menghargai sesama anggota keluarga.Pada saat ini orang tua dan anggota keluarga lainnya melakukan sosialisasi melalui kasih sayang, atas dasar kasih sayang itu didik untuk mengenal nilai-nilai tertentu, seperti nilai ketertiban, nilai ketentraman dan nilai yang lainnya. Keluarga juga merupakan pelaksana pengawasan sosial yang penting. Banyak norma-norma kelompok yang di pelajari dalam keluarga dan dengan demikian merupakan pembatas tingkah laku yang sesuai. Kebiasaan-kebiasaan, adat istiadat dan kontrol kelembagaan yan mengatur peradilan, perkawinan, peranan-peranan pribadi maupun umum dari suami dan istri merupakan pelajaran yang luas di dalam keluarga.Oleh karena itu pada sebuah keluarga harus mengetahui bagaimanakah sebuah keluarga itu semestinya, mengerti tentang tujuan sebuah keluarga, berbagai  peran keluarga, bentuk sebuah keluarga, dan fungsi sebuah  keluarga, agar tercapainya sebuah keluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah.

B.     Saran
Agar terciptanya keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah, sebuah keluarga harus menjalankan tujuan keluarga, peran keluarga,dan fungsi keluarga dengan baik. Karena keluarga merupakan lingkungan dimana anak untuk pertama kalinya mengenal orang-orang sekitarnya sebelum berinteraksi dengan masyarakat luar. Jika anak terlahir dari keluarga yang baik maka anak tersebut anak menjadi baik pula dan sebaliknya. Maka dari itu bimbinglah sebuah keluarga dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Eshan. Hakekat Keluarga.Http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR PEND luar biasa/195707121984032-EHAN/hakekat_keluarga.pdf//diakses tanggal 25 juni 2012.
Fatchiach E. Kertamuda. 2009. Konseling Pernikahan Untuk Keluarga Indonesia. Jakarta: Salembahu Manika
Mawardi. 2010. Pendidikan Agama Islam. Pekanbaru: Unri Press
Syaikh Kamil Muhammad. 2008. Fiqih Wanita. Jakarta: Al- Kautsar